Dikalangan sejarawan, sejarah Nabi Musa dan Firaun cukup
membingungkan dimana beberapa peristiwa ternyata tidak memiliki cukup
bukti terkait kehidupan zaman Firaun. Scott Alan Roberts dan Dr John
Ward mencari bukti sejarah serta historisitas karakter utama dalam kitab
Exodus dan hubungannya dengan Raja Firaun Mesir.
Karakter Musa dalam Kitab Exodus merupakan teka-teki sejarah yang telah
melahirkan seluruh cabang studi Egyptological dan penelitian selama
berabad-abad. Selama ribuan tahun, cerita ini telah diyakini umat tiga
agama besar meskipun sedikit bukti sejarah yang ditemukan. Apakah semua
itu pernah terjadi? Bagaimana kronologi Raja Firaun membuktikan
keberadaan Musa hampir mustahil tanpa hubungan dan perhitungan
spekulatif?
Sejarah Musa Dan Firaun
Menurut Alkitab dan tradisi Rabbi, sejarah nabi Musa dibesarkan
kerajaan Mesir sebagai anak angkat Putri Firaun, Hatshepsut. Musa lahir
dari pasangan Ibrani suku Lewi, kasta imam akhir Israel. Menurut kitab
Exodus, suku Lewi dan semua bahasa Ibrani dianggap sebagai budak Firaun
Mesir dan selama 350 tahun keluarga asli mereka bermigrasi dari Kanaan
ke Mesir (masa kelaparan). Pada saat itu Firaun Mesir Thutmosis I
menyatakan bahwa Ibrani telah berkembang besar dan dalam rangka
mengurangai jumlah mereka didasarkan atas tuduhan pemberontakan. Firaun
mengirim sebuah perintah yang menyatakan semua bayi laki-laki Ibrani
dibawah usia tiga tahun harus dibunuh.
Perintah ini segera diberlakukan tetapi ibu Musa menyelamatkannya hingga
Musa tumbuh besar, hal ini memaksa sang ibu meletakkan Musa kedalam
keranjang papirus anti air. Musa hanyut menyusuri Sungai Nil dengan
tujuan tak jelas, ibunya meminta kakak Musa agar mengikuti keranjang
disepanjang tepi sungai untuk memastikan keselamatan Musa yang terbawa
arus. Keranjang dan bayi melayang menyusuri sungai dangkal dan mendekati
kolam renang diluar istana Thebes, dimana Putri Firaun (Hatshepsut) yang pada waktu itu masih berusia muda menemukan dan mengambil Musa.
Menurut Kitab Exodus, Putri Firaun berhadapan dengan Miriam yang
menawarkannya agar membawa bayi kepada seorang wanita yang bisa
merawatnya dengan baik. Hatshepsut setuju dan mengirim bayi bersama
dengan Miriam kepada ibu asuhnya sampai Musa cukup dewasa. Musa dirawat
ibu asuh selama 4 hingg 6 tahun, kemudian Musa diantarkan ke istana dan
memulai hidupnya sebagai anak Firaun selama 40 tahun.
Meskipun ada banyak teori seputar sejarah nabi Musa dan Firaun,
peristiwa penting dimulai pada pertengahan abad ke-15 SM selama tahun
ke-5 masa pemerintahan Amenhotep II. Dalam referensi Perjanjian Lama
mencakup peristiwa yang merupakan tanggal pendirian Kuil Pertama
Yerusalem yang dikenal sebagai Kuil Sulaiman (Salomo). Meskipun
dikabarkan ada sengketa besar atas keberadaan Sulaiman, tidak ada
catatan sejarah perselisihan kuil dikaitkan dengannya. Tanggal
berdirinya Kuil Sulaiman berkisar tahun 966 SM, dimana isu sengketa
terjadi setelah 3 sampai 6 tahun kemudian.
Senenmut, Nama Lain Musa Sebagai Guru Di Istana Mesir
Musa hidup di istana Mesir hampir 40 tahun dan juga dikenal sebagai
seorang pria bernama Senenmut. Senenmut merupakan guru putri Hatshepsut,
Nefrure, juga sebagai penasihat Ratu Hatshepsut yang paling terpercaya
setelah menduduki tahta atas kematian suaminya Thutmosis II (sekaligus
kakak kandungnya). Guru di kerajaan belum tentu ilmiah dan pendidik,
tetapi umumnya termasuk orang-orang berprestasi dibidang militer dan
memiliki keahlian khusus.
Menurut cerita tradisional Yahudi di Mishnah, Musa dikenal keras dan
ambisius dibawah didikan Firaun. Senenmut hidup dikerajaan Mesir dimana
sikap Hatshpsut ramah dan baik terhadapnya, beberapa catatan sejarah
menyebut hubungan mereka sebagai 'Pasangan Pecinta' meskipun perbedaan
usia hampir 10 tahun.
Dalam hal prestasi, Senenmut hampir memperoleh 20 titel jabatan yang
langsung diberikan oleh Ratu Hatshepsut, mulai dari Vizier hingga Kepala
Arsitek Kerajaan. Titel terakhir yang diberikan pada Senenmut adalah
'Saudara Ibu' sehingga dia dianggap sebagai Saudara Para Dewa Firaun.
Nabi Musa Menghilang Dari Sejarah Selama 40 Tahun
Sekitar tahun 1486 SM, Senenmut menghilang dari adegan Mesir. Kosong dan
tidak ada catatan apapun, dia menghilang begitu saja. Jika Musa lahir
pada tahun 1526 SM, maka dia akan kembali 40 tahun kemudian jatuh pada
tahun 1486 SM. Tahun yang sama ketika Musa disebutkan telah membunuh
petugas kerajaan dan melarikan diri dari Mesir.
Ketika Musa berumur 40 tahun, dia dan rombongan kerajaan menghadapi
petugas kerajaan Mesir dan mengalahkannya. Saat itu Musa dikabarkan
telah membunuh petugas kerajaan, khawatir akan diketahui Firaun maka dia
melarikan diri dari Mesir dan pindah ke Midian. Di mana dia menjadi
seorang pengembala dan menikahi putri seorang Imam Besar Pagan. Kemudian
kisah Musa hilang dan berlanjut setelah 40 tahun lebih.
Menurut kitab terdahulu, ketika Nabi Musa berada di Midian dimana dia
hidup sebagai seorang pengembala selama 40 tahun. Musa memiliki
pengalaman membakar semak dan kembali ke Mesir dengan tujuan membebaskan
orang Ibrani dari perbudakan. Musa menolak keras hukum Firaun, dia
dikurung dan datang dengan alasan untuk tidak meninggalkan Mesir.
Hal ini menimbulkan pertanyaan yang lebih dalam, jika nabi Musa adalah anak angkat Ratu Hatshepsut dan sedang dipersiapkan untuk mengambil tahtanya, mengapa dia membunuh petugas istana yang membahayakan hidup dan karir sebagai anggota keluarga kerajaan? Bukankah cukup mudah bagi Ratu mengampuni kesalahannya dan Musa juga anak angkat tersayang?
Pembunuhan itu memang terjadi, tetapi mengapa nabi Musa melarikan diri?
Musa sangat baik dan telah dibesarkan untuk menggantikan tahta ibu
angkatnya di Mesir. Musa memiliki musuh politik yang rakus dan dilain
pihak juga ada anak tiri Hatshepsut (Thutmoses III). Pembunuhan ini
mungkin didalangi pejabat Mesir yang memberi kesempatan kepada Thutmoses
III untuk segera mengeluarkan saingannya, dimana nantinya Ratu
Hatshepsut akan membenci perbuatan Musa.
Ketika nabi Musa kembali ke kerajaan Firaun di Mesir dan menuntut pembebasan Ibrani, apa penolakan pertamanya? "Aku tidak bisa kembali ke sana, Firaun ingin mencabut nyawaku!"
Mengapa setelah 40 tahun dalam persembunyian, Musa masih khawatir bahwa Firaun masih mencarinya? Apakah hanya karena Musa telah membunuh seorang petugas istana, yang pada waktu itu masih berkuasa ibu angkatnya?
Dalam kitab Exodus disebutkan bahwa setidaknya ada 600,000 orang Ibrani
berjalan kaki, termasuk para istri, anak-anak, orang tua lanjut usia,
sapi dan ternak lainnya. Butuh waktu berapa lama untuk mengumpulkan
sekitar setengah juta budak Ibrani tanpa pengalaman dalam hal
perjalanan, mengangkut keluarga, anak-anak kecil dan orang tua, untuk
melintasi rute perdagangan Mesir dan Arab kuno?
Sejarah nabi Musa dan Firaun
memang paling banyak disebutkan dalam alkitab, tetapi bukti sejarah
masih tidak bisa ditemukan dan misteri keberadaannya di Midian selama 40
tahun terus menjadi tanda tanya, seperti halnya Tabut Perjanjian Sulaiman
yang masih diperdebatkan. Sebagian besar sejarawan alkitab tidak setuju
bahwa Musa merupakan anak angkat Ratu Hatshepsut, tetapi disisi
arkeologi sangat terkait.
Referensi
- The Exodus Reality: Unearthing the Real History of Moses, Identifying the Pharaohs, and Examining the Exodus from Egypt. By Scott Alan Roberts, John Richard Ward. Publisher: New Page Books (2013).
- Baby Moses rescued from the Nile, by Nicolas Poussin (1594–1665). Victory O Lord, by John Everett Millais (1829–1896). Images courtesy of Wikimedia Commons.
No comments:
Post a Comment